Demam Tifoid


dokterin.com

Demam tifoid banyak ditemukan di masyarakat perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Apa itu Demam Tifoid?
Suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Thypii, yang masuk melalui makanan dan minuman dengan higiene yang kurang baik. Demam tifoid biasa dikenal masyarakat dengan istilah awamnya Demam Tipes.

Apa gejala Demam Tifoid?
  1. Demam turun-naik terutama sore dan malam hari, dengan pola kenaikan suhu step-ladder (demam semakin tinggi setiap harinya).
  2. Sakit kepala (pusing).
  3. Gangguan pencernaan berupa konstipasi dan kembung atau diare, mual, muntah, nyeri perut dan BAB berdarah.
  4. Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan pegal-pegal, batuk, anoreksia, insomnia.
  5. Pada kondisi berat, terjadi penurunan kesadaran atau kejang.

Apa faktor resiko Demam Tifoid?
  1. Jarang mencuci tangan.
  2. Higiene makanan dan minuman yang kurang baik.
  3. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
  4. Ada banyaknya penderita Demam Tifoid disekitar tempat tinggal sehari-hari.
  5. Kondisi imun yang kurang baik.

Apa pemeriksaan laboratorium Demam Tifoid?
  1. Darah lengkap : leukopenia (leukosit rendah)/leukositosis (leukosit tinggi)/jumlah leukosit normal, limfositosis relatif, monositosis, trombositopenia ringan, anemia.
  2. Serologi : 
  3. a. IgM antigen Salmonella thypii (Tubex-TF) : dapat diperiksa pada 4-5 hari pertama demam.
    b. Enzyme Immunoassay test (Typhidot) : dapat diperiksa pada 4-5 hari pertama demam.
    c. Tes Widal (tidak direkomendasikan): diperiksa setelah demam berlangsung 7 hari. Dikatakan positif jika titer aglutinin O minimal 1/320 atau terdapat kenaikan titer hingga 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang dengan interval 5-7 hari.
  4. Kultur Salmonella typhii (gold standard) :
  5. a. Darah : diperiksa pada minggu pertama sampai akhir minggu ke-2 sakit, saat demam tinggi.
    b. Feses : diperiksa pada minggu kedua sakit.
    c. Urin : diperiksa pada minggu kedua atau ketiga sakit.
    d. Cairan empedu : diperiksa pada stadium lanjut penyakit, untuk mendeteksi carrier thupoid.
Bagaimana cara penanganan Demam Tifoid?
  1. Terapi suportif :
  2. a. Istirahat tirah baring.
    b. Menjaga kecukupan asupan cairan.
    c. Konsumsi makanan bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan protein, rendah serat.
    d. Konsumsi obat-obatan secara rutin.
  3. Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) seperti Paracetamol.
  4. Terapi utama dengan pemberian antibiotik, seperti Kloramfenikol, Ampisilin atau Amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil), atau Trimetropim-sulfametoxazole (Kotrimoksazol).
Apakah pasien Demam Tifoid boleh dirawat di rumah?
Boleh, tetapi dengan syarat gejala klinis ringan, tidak ada tanda-tanda komplikasi, kesadaran baik, dapat makan dan minum dengan baik, keluarga cukup mengerti tanda-tanda bahaya yang akan timbul dari tifoid, rumah tangga dengan sanitasi yang baik, keluarga mampu menjalani rencana pengobatan dengan baik. Apabila syarat tersebut tidak dapat terpenuhi, maka penanganan pasien harus dirawat di rumah sakit untuk menghindari terjadi perburukan.
dokterin.com
PERHATIAN! Artikel ini hanya panduan informasi kesehatan Sahabat Dokter In. Penentuan diagnosa dan pengobatan tetap berdasarkan konsultasi dan petunjuk dari Dokter Klinik. Terima kasih.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Demam Tifoid"

Post a Comment